Sama-sama Usaha
Name: Nanda Satia Nugraha
IG Handle: @easecape_
Jemari ini mulanya mengepal, semangat mudaku berkobar siap menaklukan dunia. Selepas bangku SMK, aku siap bertaruh sebagai buruh pencari pekerjaan, sebagai suluh pembangunan. Masa depan akan kujelang, merayap dari sela-sela lembab gang pinggiran. Namun kini, kepalan jemari itu kian melemah.
Tiga bulan kemarin pabrik berhenti operasi, katanya efisiensi. Kontrak percobaan tak berbuah kontrak perpanjangan. Puluhan berkas aku titipkan sudah di pos satpam, hanya sampai sejauh itu yang bisa kuupayakan. Merah darahku terasa memudar diterpa terik matahari yang kian sangar. Mungkin anemia, mungkin juga kelaparan. Petang menjelang, aku duduk sejenak di tepi trotoar. Angin panas tercampur gas emisi menerpa kulitku, terhempas kendaraan-kendaraan kota yang seliweran.
Mencari apa aku sebenarnya? Semakin dicari semakin susah untuk aku temukan. Ini sudah kembara ke sekian hari tanpa hasil berarti. Apa salah aku mengeluh? Apa usahaku masih kurang gigih? Setiap hari kuperah peluh, setiap waktu kurasa perih. Aku terlahir di kota ini, tumbuh di sini, hingga harus terhempas ke pinggiran atas dasar pembangunan. Kota tumbuh kian mentereng, dan aku seperti koreng yang harus segera disingkirkan dari pesona kota. Biaya hidup merangkak naik menyesuaikan pertumbuhan kota.
Aku sebagian dari yang tersingkir, terpinggir, terpaksa hidup tanpa kepastian dan kesempatan untuk dapat sama tumbuh dan berkembang. Malam kian menghitam, putih niatku kian kusam diganggu irama perut keroncongan. Kuambil gitar dan mulai memainkan, lagu lama tentang Indah masa depan. Nyala bohlam di atas kepalaku menyengat hangat. Apa mungkin aku anak tiri generasi?
Esok pagi, aku kembali pergi. Kali ini tanpa berkas lamaran, alih-alih kubawa gitarku. Menjelang siang, kuhampiri kerumunan, kunyanyikan lagu, aku terima dua ribu. Ah mungkin ini rasanya keadilan sosial bagi aku yang sudah tipis kemungkinan. Satu meja aku hampiri. Terduduk pemuda berkemeja, sedikit basah oleh keringat. Dikibaskannya map kertas berwarna yang ia bawa. Kita bertatap mata. Kita kenapa? Kita siapa? Aku seketika paham, berlalu menghampiri meja yang lain.