BUKU CERITA ANAK YANG MENDIDIK DAN MENJUAL

Ilustrasi oleh Junissa Bianda

Bagaimana sih caranya supaya buku anak yang kita buat bukan hanya bermanfaat, tetapi juga laku di pasar? Menurut Junissa Bianda, selain perlu membuat visual yang cocok untuk anak-anak, kita juga harus bisa menarik hati para oranng tuanya.

Sebagai seorang Ilustrator, Penulis, dan juga Ibu, Junissa benar-benar mendalami seluk beluk pembuatan buku anak mulai dari riset pasar sampai efek pemilihan visual dan cerita pada anak-anak. Passion dan ketelitian Junissa jelas terlihat dalam seri buku Kareem & Khaleel yang menjadi favorit para orang tua Muslim di Indonesia. Secara internasional, karya Junissa juga mendapat pengakuan. Buku Nabil Steals a Penguin oleh Nishina Reed yang Junissa ilustrasikan mendapat title “Picture Book of the Month” dari The Guardian.

Berikut beberapa kiat sukses berdasarkan pengalaman Junissa Bianda.

1. Tes Pasar

Menerbitkan buku adalah komitmen yang besar. Agar lebih yakin, kita bisa terjun dan meriset pasar terlebih dahulu. Junissa sendiri pernah mendirikan komunitas pengajian khusus ibu-ibu yang sering didatangi sampai sekitar 200 orang. Dari komunitas itu, Junissa banyak mendapatkan insight tentang topik-topik yang para ibu pilih untuk bacaan anak-anaknya. Pengalaman tersebut menjadi titik mula pengembangan tema untuk buku-buku Kareem dan Khaleel. Karena topiknya berdasarkan informasi langsung dari para ibu, buku-buku Kareem dan Khaleel pun jadi lebih mudah untuk dipasarkan.

Junissa juga memulai Kareem dan Khaleel dengan membuat akun Instagram terlebih dahulu. Lewat akun tersebut, Junissa bisa mengira-ngira respon masyarakat terhadap topik, visual, dan cerita Kareem dan Khaleel sebelum dia mencetaknya menjadi buku. Semakin dalam riset yang kita lakukan, semakin mudah kita memastikan karya kita bisa diminati oleh banyak orang.


2. Belajar dari keberhasilan Kreator lain

Junissa melihat bahwa banyak karakter anak yang memiliki sidekick hewan seperti Charlie Brown & Snoopie, Calvin & Hobbes, dan Christopher Robin & Winnie the Pooh. Junissa mempelajari bahwa anak-anak sangat tertarik kepada hewan. Lewat penemuannya ini, terciptalah Khaleel si kucing sebagai sahabat Kareem. Sebagai duo, Kareem dan Khaleel menjadi semakin memorable untuk para pembaca muda.


3. Perhatikan Keinginan Orang Tua

Sebagai seorang Ibu, Junissa semakin sadar bahwa para orang tua biasanya hendak membeli buku yang mendidik untuk anaknya. Maka dari itu, topik-topik yang Junissa pilih selalu mementingkan nilai-nilai baik yang dia sendiri dan banyak orang tua lain ingin ajarkan kepada anak-anaknya. Kebutuhan seperti inilah yang seringkali kita lupakan sebagai ilustrator buku anak. Tanpa menyadari ini, visual yang sudah kita buat dengan baik akan kekurangan daya tarik nyata untuk para orang tua yang akan membeli buku tersebut.


4. Perhatikan keperluan psikologi anak

Dari pengalaman komunitas pengajian, Junissa sadar bahwa banyak buku dengan topik yang disukai orang tua malah kurang mengena pada hati anak-anak. Cerita-cerita yang mendidik malah sering disampaikan bukan dari sudut pandang seorang anak sehingga sang anak tidak merasakan ownership terhadap cerita itu. Dari situlah, Junissa memutuskan Kareem dan Khaleel sebagai cerita petualangan mandiri seorang anak. Dengan begitu, sang anak bisa lebih mencintai dan mendalami kisah tersebut secara personal.


5. Pahami trend dunia

Dengan mengerti apa yang terjadi di dunia, kita bisa menerbitkan topik dan cerita yang lebih relatable untuk anak-anak dan orang tuanya. Contohnya, buku ke-2 Kareem dan Khaleel, Peci yang Hilang, terbit saat pandemi dan memiliki setting theme park. Buku tersebut menghibur hati banyak keluarga yang tidak bisa menikmati taman hiburan dan harus berdiam di rumah selama PPKM. Saat pandemi selesai, buku berikutnya yang Junissa terbitkan berjudul Hati yang Bersyukur. Meskipun tidak blak-blakan, judul tersebut dekat dengan perasaan masyarakat yang mensyukuri hidup kembali seperti sedia kala.


Pada akhirnya, buku untuk anak-anak harus bisa memenuhi kebutuhan sang anak dan orang tuanya. Seberapapun anak menyukai sebuah buku, orang tuanyalah yang akan membeli bukunya. Seberapapun pentingnya sebuah topik pilihan orang tua, hal tersebut akan menjadi sia-sia jika sang anak tidak bisa meresapinya.

Artikel ditulis oleh Dion MBD berdasarkan wawancara bersama Junissa Bianda

Previous
Previous

PRODUKTIF BUKAN BERARTI SIBUK

Next
Next

PERSIAPAN SISTEMATIS MENJUAL IDEALISME