Masih Ada yang Ingin Berjuang untuk Indonesia
Name: Fredy Gunawan
IG Handle: fredygoenawan
Kamis, 19 September 2019 mahasiswa kompak untuk berunjuk rasa untuk menolak RUU KUHP dan revisi UU KPK. Di tengah intrik yang dilakukan penguasa untuk yang dianggap para mahasiswa sebagai usaha untuk menumpulkan taring KPK, mahasiswa dari berbagai daerah berkumpul dengan tujuan ke depan gedung DPR/MPR untuk menyampaikan reaksi penolakan.
Aku seorang wibu introvert menjadi bagian dari para demonstran yang hadir sekaligus menjadi saksi bahwa setidaknya saat itu masih banyak yang peduli dengan negara Indonesia. Agar tidak berotak kosong, H-1 demonstrasi di kampusku diadakan diskusi panjang perihal poin apa yang seharusnya kita tolak, siapa koordinator lapangannya, bagaimana rencananya, dan hal teknis lain yang memakan waktu berjam-jam untuk menyelesaikannya. Bayangkan betapa khawatirnya aku (yang wibu introvert ini) dan teman-teman terhadap Indonesia kedepannya sampai meluangkan waktu seperti ini yang belum tentu suara kita akan didengar. Paginya, puluhan metro mini kita sewa dari hasil patungan mahasiswa yang berangkat demo.
Yang menarik dan mungkin tidak pernah disiarkan di media nasional adalah ketika proses keberangkatan menuju gedung DPR/MPR yang ketika mengingatnya sampai sekarang aku masih merinding. Di sepanjang jalan kami, rombongan mahasiswa disambut meriah oleh masyarakat yang menonton kami dari pinggir jalan. Seolah-olah memberi tahu “terima kasih sudah berjuang untuk Indonesia, terima kasih sudah mewakilkan suara kami”. Aku jadi berpikir apakah yang seharusnya mendapatkan gelar Dewan Perwakilan Rakyat itu kami para mahasiswa atau pejabat-pejabat terhormat yang tidur atau bahkan banyak tidak datang ketika rapat paripurna? Kalau tidak ada mahasiswa saat itu, bagaimana cara masyarakat menyampaikan suara di saat keseharian mereka juga sibuk untuk bekerja mencari sesuap nasi.
Saat itu aku sadar bahwa memang masih banyak yang peduli dan ingin berjuang untuk Indonesia tapi memang lagi tidak ada waktu melakukannya, mungkin mereka berjuang dengan cara lain, aku tidak tahu pasti. Sejak saat itu aku selalu menghormati demo apapun yang terjadi di jalanan (kecuali yang ditunggangi).