Antara Monster, Kultur, dan Profesi Ilustrator bersama Monez

Ilustrasi oleh Monez / © 2021 (https://www.instagram.com/Monez_)

Penulis: Aria A.
Editor/PR: Aria A & Dion MBD

Artikel ini gratis, tapi dukungan kamu akan sangat membantu kami! :)

— — —

“… Bagi saya monster bukan mewakili hal yang menakutkan, tetapi gambar monster wakili kebebasan.”

Di bulan lalu, kami berkesempatan untuk berkolaborasi bersama Monez, salah satu Ilustrator asal Bali yang karyanya penuh dengan bentuk menarik dan warna yang beragam dari dunia monster-nya. Di sela-sela kesibukan Monez, Minsee Aria berkesempatan untuk ngobrol bareng dan mewawancarai Monez. Yuk kita ikuti hasil obrolan mereka berdua!


— — —


Ilustrasee:
Halo Monez! Terimakasih sudah meluangkan waktunya ya! Boleh kenalan dulu dong sama temen-temen semua!

Monez: Halo Aria, (tertawa kecil) sama sama! Nama saya Monez, saya illustrator dari Bali. Kesibukan saat ini sedang ngembangin studio yang khusus untuk ilustrasi dan branding, Namanya Florto Studio. Selain itu juga sedang mengerjakan project-project kolaborasi dengan beberapa brand.

Ilustrasee: Wih asik banget kayanya di Bali! gimana sih rasanya tinggal disana?

Monez: Asik banget! Saya merasa bersyukur tinggal di Bali dan sebagai orang Bali. Bali itu bagaikan peninggalan sejarah yang masih hidup, disini kami masih melakukan ritual-ritual kebudayaan yang sama yang dilakukan leluhur ratusan tahun lalu. Ini menjadi sumber inspirasi utama saya saat berkarya.

Ilustrasee: Menarik sekali ya. Dulu pertama kali masuk industri Ilustrasi gimana sih?

Monez: Nahh, ini. Saya dulu mengambil kuliah DKV tahun 2000, dan saat itu belum fokus di ilustrasi. Lalu sambil kuliah saya bekerja di beberapa perusahaan, sampai akhirnya menemukan passion saya di ilustrasi. Tahun 2006 mulai ambil project kecil-kecil, ngerjain ilustrasi untuk Yayasan lingkungan, NGO, dll. Eh, lama-lama makin besar, sekarang sibuk ngerjain klien nasional dan internasional.

Monez bersama ilustrasi nya di Bali Zoo.


Ilustrasee:
Kalau dari keluarga sendiri bagaimana saat itu? gimana rasanya menjadi orang kreatif dilingkungan keluarga Monez?

Monez: Awalnya sih tidak mendukung yaaa… Wajar aja karena dari sisi orang tua belum ada contoh graphic designer ataupun illustrator yang sukses, istilah illustrator aja mereka baru tau sekarang-sekarang. Jadi memang saya yang bersikeras memilih jalur ini (sebagai ilustrator/graphic designer).

Saya sendiri punya 2 kakak laki-laki, yang pada awalnya kami semua diarahkan untuk menjadi pegawai negeri atau kerja di pariwisata, Eh tapi ternyata semua akhirnya malah kerja di industri kreatif (tertawa). Kakak pertama arsitek, kakak kedua photographer. Dan makin kesini orang tua makin paham akan passion anak-anaknya, dan sangat mendukung profesi kita. Walaupun kadang mereka ragu dengan konsistensi penghasilan bulanan..hahaha. Tapi gak apa-apa, kekhawatiran orang tua itu wajar, tugas kita yang membuktikan kalo kita bisa.


Ilustrasee:
Gimana cara Monez mendeskripsikan style gambarnya saat ini?

Monez: Jujur, saya susah mendeskripsikan style gambar saya, dan saya juga ga mau mengkotak-kotakkan karya saya ke style tertentu. Karena bagi saya, berkesenian itu adalah sebuah proses, dan proses itu berjalan seiring berjalan waktu. Style saya sekarang mungkin akan berubah bulan depan atau tahun depan, tergantung dari apa yang saya alami kedepan, apa yang saya baca dan apa yang saya rasakan, pasti akan merubah keberkaryaan saya.


Ilustrasee: Tapi, kalau kita perhatikan dalam karya ataupun brand Monez, mengapa Monster itu signifikan dalam karya-karya Monez?

Monez: Bagi saya, monster bukan mewakili hal yang menakutkan, tetapi gambar monster mewakili kebebasan. Kita bebas menggambar monster kepala tiga, mata enam, kaki delapan dll, ga akan ada yg menyalahkan kita, karena monster lahir dari imajinasi kita. Menggambar monster itu limitless (tidak terbatas), kita bisa berkreasi sebebas-bebasnya tanpa harus cemas memikirkan opini orang.


Ilustrasee:
Wah, ternyata alasannya sangat unik ya. Untuk Monez sendiri, bagaimana lingkungan atau tradisi di sekitar mempengaruhi gaya dalam karya-karya Monez?

Monez: Di Bali, kita bisa mendapat banyak sekali ide. Mulai dari alamnya, ritual agama dan budayanya, cerita-cerita rakyatnya, legenda-legenda yang diceritakan turun -temurun, warna-warna alam dan warna dalam tarian dan sesajen. Semua itu bisa kita lihat dan nikmati setiap hari, jadi secara otomatis hal-hal tersebut mempengaruhi karya-karya saya.


Ilustrasee: Siapa karya Ilustrator yang saat ini sedang kamu sukai?

Monez: Tidak ada satu atau dua illustrator yg secara spesifik paling saya suka, karena saya mengambil ide dari berbagai sumber. Saya suka Disney, pixar, Studio Ghibli, James Jean, Bli Made Kaek, Npaww, Made Wiradana, Jawabannya terlalu banyak..hehehe.


Ilustrasee: Apa proyek yang buat Monez bangga menjadi illustrator sejauh ini?

Monez: Kerjasama dengan brand -brand besar seperti: Apple, Affinity, Procreate, Starbcuks, dll. Sangat berkesan karena brand-brand tersebut adalah brand yang saya respect , dari segi kualitas produk dan juga branding mereka yang sangat saya kagumi. Yang paling ga masuk akal sih Kerjasama dengan Apple, ga pernah terduga sama sekali, dream come true. Yang saya pelajari dari semua itu adalah: konsistensi pasti membuahkan hasil, tidak peduli kamu tinggal di kota besar atau di gang kecil, semua pasti bisa!

Karya Monez untuk Starbucks Reserved Dewata.


Ilustrasee:
Apa rencana Monez kedepannya sebagai seorang seniman maupun pribadi?

Monez: Mengembangkan studio Florto pastinya, lalu sebagai seniman saya ingin lebih banyak melukis dan sharing ilmu saya di youtube maupun di platform lain secara online dan offline.


Ilustrasee: Boleh kita minta 3 kata/frasa yang bisa membantu teman-teman Ilustrasee menemukan ciri khasnya?

Monez: Komitmen, Konsisten, Jujur !


Ilustrasee: Terimakasih atas waktunya! Ada pesan-pesan untuk Ilustrasee dan teman-teman yang membaca saat ini?

Monez: Sama-sama, Terimakasih juga! Pesan saya adalah carilah inspirasi sebanyak-banyaknya, lalu ramu semua itu menjadi sesuatu yang baru. (aa/dmbd)

Previous
Previous

Tentang ‘Tweening’, Ilustrasi dan Menjadi Visdev Artist Bersama Amabel Emillavta

Next
Next

Belajar Berkarya tanpa Biaya