Fohombo by Kahlawardaya

@kahlawardaya

Kisah ini dimulai dari kegeraman seorang yatim yang selalu dihina dan dipandang sebelah mata oleh tetangga dan warga kampungnya. Bocah kurus kering tak terurus yang ditinggal ibunya untuk bekerja di luar negeri. Bocah terlantar yang uang bulanan dari ibunya selalu diembat oleh tetangganya. Bocah yang selalu dirundung dan dipukuli oleh teman sekelasnya karena tidak akan ada yang membalas mereka untuk dia. Pada setiap butir tangisnya terpendam amarah menjengkelkan yang tak kunjung bisa dibalasnya. Hingga suatu saat ia mendapat sebuah prestasi dari suatu kompetisi tingkat nasional yang sempat membuat mulut tetangganya menganga.
“Bagaimana mungkin bocah itu bisa memiliki prestasi tingkat nasional?”
Hingga tetangga yang (tidak) mengurusnya ikut-ikutan mengklaim bangga dengannya. Walau ujung-ujungnya tetap mau meminta uang tambahan hasil kompetisi, mungkin tak cukup bulanan yang diembatnya selama belasan tahun ini. Tak lama kemudian dia melakukan pembuktian lagi dengan keberhasilannya melaksanakan Fahombo (tradisi lompat batu). Kemudian disusul lagi oleh prestasi-prestasi lain yang membuat semua mulut tetangga yang pernah menghinanya menjadi menghina diri sendiri.
“Bodohnya aku yang dulu sebegitu meremehkanmu”

Previous
Previous

Revga Fahr

Next
Next

Devina Lidia