Pappin
90 KM dari Medan, adalah kota lahir keluargaku, Tebing Tinggi. Saya pulang ke kampung keluarga setiap Imlek, dan setelah makan besar, aku melakukan apa yang disebut "Raon Becak", dimana seisi kota kecil tersebut naik becak dayung mengitari kota dan saling lempar tepung/jagung/kacang/air/petasan lempar pretek. Berangkat berbaju kucel, pulang jadi setan berbedak putih setelah dilempar tepung (wkwkwk). Setelah itu, barulah pulang mandi kembang 7 rupa, berbaju baru, tidur. Bayangan saya terhadap kebersamaan sebagai seorang Tionghua paling kuat dirasakan pada saat hari tersebut, tak saling kenal, tak satu etnis, tapi seru-seru bareng merayakan Hari raya, sambil diskusi siasat pula dengan abang becak, kadang bisa berbagi makanan pula. Seakan, imlek bukan hanya acara orang Tionghua.
Namun, setelah jaman yang semakin modern, keluarga yang melakukan kegiatan ini semakin berkurang. Diakui, tradisi ini cukup membuat kotor halaman dan jalanan warga. Namun, yang membuat punah tradisi ini adalah pada tahun 2016, ormas melarang kegiatan ini besar-besaran, disebut kepada warga dan juga sekolah. 2016, Imlek Tebing Tinggi senyap, gerai makanan sepi, tidak ada yang foya-foya angpao naik becak keliling kota atau traktir orang, begitupun tahun-tahun berikutnya. Ketika warga setempat menyampaikan keluh kesah tersebut, sudah terlambat. Semua upaya berikutnya tidak signifikan, imlek-imlek berikutnya, jalanan Tebing Tinggi sepi. (Kafe & restoran sih tetap rame. Hehe.)
Sebagai Cina Medan, banyak stigma buruk yang disematkan kepada kami, kaum paling eksklusif, berbahasa totok hokkien. Tidak dipungkiri, ada kebenaran dalam stereotip tersebut. Tapi, stereotip kami adalah stereotip yang berlaku pada semua warga Medan. Kalau perangai kami sama, bukankah itu berarti kita sudah melokal? Semua orang Medan sama, “Keras, tapi berhati lembek”.
Kembali pada karya ini, mari saya ajarkan satu kata Hokkien, adalah tulisan “Hwahi” yang artinya “gembira”, tulisannya, 和喜, kalau diartikan literal “Bahagia bareng”, karena gembira itu ada kebersamaan, kalau gembira sendiri namanya gila. Hehe.
Selamat Hari Kemerdekaan untuk Indonesia.